Artikel ini telah dibaca 11092 kali. Terima kasih.

image

saya: “sampai abang ke jepang nanti, abang tetap harus belajar meningkatkan kecerdasan emosional abang. salah satu caranya abang ikut aktivitas di organisasi  dan aktif jadi pengurusnya. abi pernah bilang kan, kalau di perusahaan-perusahaan itu yang dicari bukan hanya orang yang pandai secara intelejensi aja. mereka mencari orang-2 yang punya pengalamanan di berbagai organisasi…”

abang: “kenapa?”

saya: “yaa, karena orang-orang aktif di organisasi itu pernah belajar bagaimana memimpin dan dipimpin. bagaimana harus mengurus urusan orang lain, bagaimana cara berkorban waktu dan tenaga dan lain-lain.  semuanya itu melatih dan meningkatkan kecerdasan emosional mereka.  kalau abang kuliah nanti, coba abang ikut kegiatan keorganisasian deh..”

abang: “iya…”

saya: “abang ingin jadi dokter, kan?”

abang: “iya…”

saya: “waktu di jepang dulu, abi pernah ngikutin drama berseri tentang dokter pintar, yang diangkat dari cerita komik…”

abang: “dokter black jack, ya? abang udah baca komiknya…”

saya: “mungkin… abi gak tahu judul komiknya… yang jelas drama itu bercerita dokter yang super pintar. semua pasien yang tidak bisa disembuhin sama dokter lain bisa dia sembuhin. karena keahliannya itu dia memungut bayaran yang sangat tinggi kepada pasien-pasiennya tanpa pilih kasih. mampu gak mampu disuruh bayar mahal. kalau tidak mampu bayar, ya dia tolak. meskipun itu akan menyebabkan si pasien akan mati. dia tidak peduli…”

abang: “kok gitu sih dokter itu?”

saya: “ya seperti itu. dokter itu pintar secara intelejensi, tapi tidak pintar secara emosional. sehingga tidak punya rasa belas kasih atau empati kepada orang-orang yang membutuhkannya. abang ingin menjadi dokter seperti itu?”

abang: “ya, gak lah…”

saya: “bagus. siapa pun tidak ingin menjadi dokter yang seperti itu. dari drama berseri itu mengajarkan kita, khususnya para dokter, agar lebih berempati kepada pasien-pasien yang tidak mampu. drama itu mengajarkan kepada semua orang tentang pentingnya memiliki kecerdasan emosional… ”

saya: “abi berahap kelak abang pun bisa menjadi dokter yang bukan sekedar bisa menyembuhkan pasien karena kepintaran intelejensi abang aja, tapi juga bisa membantu dan menolong orang dengan kecerdasan emosional abang…”

Bagian selanjutnya…

Bagian 1: http://www.candra.us/2014/09/24/tiga-kecerdasan-1/

Artikel ini telah dibaca 11092 kali. Terima kasih.

2 Comments

Leave a Reply