Artikel ini telah dibaca 14656 kali. Terima kasih.

“Tidak ada satupun mayat yang dishalatkan oleh kaum muslimin dengan jumlah mencapai seratus orang, dan semuanya mendo’akannya, kecuali do’a mereka untuknya akan dikabulkan.” (HR. Muslim no. 947)

DICARI!!!

Teman yang mau menshalatkan saat kita meninggal.

(cerita duka cita di zaman now)

Karangan Bunga Tidak Menambah Apa-apa.

Ada seseorang yang kami kenal, sebagai seorang yg diberikan kedudukan yang tinggi di dunia ini dihadapan manusia. Beberapa waktu yg lalu, beliau rahimahullah wafat.

Masya Allah, selang satu jam tersiar berita duka, semua masyarakat bergerak. Tamu berdatangan ke rumah megahnya. Tidak sampai tiga jam, jalan raya di sekitar rumah duka, penuh dengan karangan bunga yang tersurat dari rupa-rupa orang besar di negeri ini.

Jalanan ditutup untuk umum, dijaga oleh polisi militer. Patroli pengawal disiapkan, panitia pengurusan jenazah didatangkan khusus. Keluarga tidak mau pengurusan oleh jamaah masjid. Tak masalah.

Hingga selesailah jenazah dikafani, dan siap dishalatkan. Diluar rumah, orang ratusan sudah berjejalan, hadir! Maka diputuskan jenazah dishalatkan di masjid. Segera kami siapkan.

Masjid siap, jenazah sudah dihadapan imam, tapi…. yang berbaris dibelakang imam baru sepuluh orang! Subhanallah, kami susul para pelayat di luar masjid,

“Pak, Bu, ayo ambil wudhu! Shalat jenazah mau dimulai! Ayo pak!!”, kami menyeru.

Namun tamu-tamu elite dan sosialita ini berujar diluar dugaan, “Ini susah buka sepatunya, dek!” atau “Kami doakan saja, dek, dari sini”, timpal ibu yang lain sambil bercermin ke kaca mobil.

Subhanallah, kami seru tetangga-tetangga kampung kami yang sama-sama hadir menyaksikan prosesi megah ini, “Pak, Bu, Ayo! Cepet wudhu! Ayo pak, diminta keikhlasannya!”.

Bapak ibu tetangga kami ini hanya menggeleng, sambil tersenyum, “Nggak dek, Malu. Banyak orang besar”. Kami terhenyak menyerah.

Akhirnya kami kembali ke dalam masjid, yang saat itu terhimpun sekitar 20 orang yang kemudian kami bagi menjadi tiga shaf. Jenazah pun dishalatkan.

Semoga Allah mengampuni almarhum, menyayangi beliau, dan memasukan beliau ke dalam syurgaNya yg penuh kenikmatan.

Ibrah bagi yg hidup:
Berkawanlah dengan mereka yang pada waktunya, ikhlas menyalatkan jenazah kita, bahkan walau pun harus menempuh jarak. Mereka yang ikhlas mau mendoakan ampunan Allah bagi kita ketika jasad ini sudah kaku. Berdekatanlah dengan mereka yang benar-benar menyayangi kita dunia-akhirat.

Karena karangan bunga tidak menambah apa-apa. Takziah dan ikut mensholatkan jenasah serta mendoakan itulah yg paling utama.

Carilah teman taat dunia akhirat supaya kelak kita tidak hanya menerima kiriman karangan bunga.

 

Sumber: Medsos

Artikel ini telah dibaca 14656 kali. Terima kasih.

Leave a Reply