Artikel ini telah dibaca 4500 kali. Terima kasih.
Kemarin, tiba-tiba saya jadi ingin tahu tentang kondisi mahasiswa saat ini. Mungkin karena sebentar lagi (1 Oktober 2015) anak saya yang pertama akan menjadi mahasiswa. Cuman dia akan menjadi mahasiwa di Jepang. Bukan di Indonesia… Tentunya alam yang beda ini nantinya akan mempengaruhi kepribadian kemahasiswaan anak saya. Kira-kira akan persis dengan yang saya dan istri alami selama menjadi mahasiswa 20 an tahun yang lalu di Jepang.
Kami sama-sama menjadi mahasiswa “buatan Jepang” yang hanya fokus belajar dan meneliti. Tidak mengikuti dinamika seperti yang dialami oleh para mahasiswa tanah air… Tidak mengalami pergerakan reformasi yang dimotori para mahasiswa tahun 1998…
Di FB kemarin saya menuliskan status terkait keingintahuan tentang kondisi ini…
Beragam respon… dan saya merespon berdasarkan apa yang selama ini terjadi di tanah air dalam sejarah perjalanan Indonesia…
“…sejatinya mahasiswa di tanah air selalu menjadi motor perubahan bangsa dengan aksi2 yg positif, yg mendorong pemerintah utk improve segera dan selalu berada di belakang dan bersama masyarakat… tidak melulu belajar di kampus… sesekali mereka juga turun ke lapangan… natural mahasiswa seperti itu… semoga mereka tidak lupa bahwa ada peran seperti itu juga… “
Faktanya memang, setelah para ketua BEM diundan makan dan foto-foto bersama tidak tampak pergerakan mahasiswa dalam menyikapi situasi dan kodisi yang terjadi di tanah air… Mahasiswa kita hening dalam merespon berbagai issue-issue penting (banjirnya produk-produk impor, “perseteruan” antar lembaga hukum/elit, kinerja pemerintah dll).
Hmm… Semoga mahasiswa kita ingat terus dengan peran-peran pentingnya untuk membangun negeri ini agar mandiri, berwibawa dan berdaulat… Semoga…
Mahasiswa harus menjadi motor perubahan positif negeri ini…
Artikel ini telah dibaca 4500 kali. Terima kasih.