Artikel ini telah dibaca 5613 kali. Terima kasih.
saya bangga melihat kemajuan riset pak warsito ini. tetap fokus dan tegar dalam menekuni penelitiannya yang menurut saya sangat berpotensi mendapat hadiah nobel. karenanya banyak negara-negara maju menawarkan kerja sama hingga mau membuatkan pabrik untuk memproduksi alat temuan pak warsito ini sekaligus memberikan semua lisensi yang dibutuhkan agar bisa digunakan dan dipasarkan secara resmi ke seluruh dunia. namun semua tawaran tersebut ditolaknya dengan baik. pak warsito hanya ingin alatnya dibuat di indonesia saja. luar biasa!
saya senang jepang mau menggunakan alat ini untuk riset dan sekaligus deteksi dan penyembuhan penyakit kanker. pesan saya kepada rumah sakit-rumah sakit kanker dan para dokter spesialis kanker indonesia di mana pun berada, jangan sampai nanti ketika di jepang sudah diakui dan dijadikan alat deteksi dan pemenyembuhan kanker serta diproduksi di sana, kita impor dari jepang alat buatan pak warsito ini. kalau ini terjadi, tentunya sangat disayangkan… walaupun sebenarnya tidak masalah juga. yang penting bermanfaat untuk manusia di mana saja…
————————————————————————————-
Jepang Gunakan Terapi Kanker Ciptaan Warsito
Saisei Mirai Clinics di Jepang dikabarkan akan menggunakan alat terapi kanker buatan peneliti Indonesia, Warsito Purwo Taruno, untuk penanganan pasien di Tokyo, Osaka, Kyoto, dan Keihan.
Alat yang dinamai ECCT (Electrical Capacitive Cancer Treatment) itu dikembangkan di CTech Labs di Tangerang sejak tahun 2010.
Prinsip alat itu memberikan medan listrik statis dari luar terhadap tubuh pasien yang mengidap kanker. Medan listrik membuat sifat kelistrikan sel kanker, yang meningkat tinggi saat sel membelah diri, terganggu sehingga sel kanker gagal membelah dan mati.
Selama ini, terapi kanker umumnya dilakukan melalui pembedahan dan kemoterapi serta radiasi. Kerja sama dengan Saisei Mirai Clinics itu juga mencakup riset, edukasi, dan pengembangan produk serta penyebaran pengetahuan penyembuhan kanker dengan teknik tersebut.
Jumat lalu, Warsito berharap ketergantungan pada peralatan impor dalam pengobatan kanker dapat dikurangi melalui pengembangan produk inovasi di pusat riset di Indonesia.
Saat ini, pasar produk alat kesehatan di Indonesia sekitar Rp 4 triliun per tahun dan 95 persen di antaranya merupakan produk impor. (*/YUN)
Sumber: http://sains.kompas.com/read/2014/10/06/15363321/Jepang.Gunakan.Terapi.Kanker.Ciptaan.Warsito
Artikel ini telah dibaca 5613 kali. Terima kasih.