Artikel ini telah dibaca 670 kali. Terima kasih.
Mengejutkan. Itulah yang terjadi di Malaysia, di tengah drama politik yang memanas dalam sepekan terakhir.
Sebabnya, Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah, tidak mengangkat Mahathir Mohamad atau Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri.
Orang yang justru menjadi PM Malaysia kedelapan adalah Muhyiddin Yassin, mantan menteri dalam negeri sekaligus Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu).
Kepastian pengangkatan Muhyiddin disampaikan langsung Kepala Rumah Tangga dan Keluarga Kerajaan, Ahmad Fadil Shamsuddin, Sabtu (29/2/2020).
Dilansir Channel News Asia, diangkatnya Muhyiddin terjadi setelah Agong menggelar pertemuan dengan seluruh anggota parlemen Negeri “Jiran”.
Dari hasil pertemuan tersebut, Raja Malaysia menetapkan bahwa sosok yang memegang mayoritas di lembaga legislatif Negeri “Jiran” adalah Muhyiddin.
“Karena itu, raja sudah memutuskan Muhyiddin sebagai PM Malaysia sejalan dengan Artikel 40(2)(a) dan 43(2)(a) Konstitusi Federal,” jelas Fadil.
Dia menuturkan Presiden Bersatu itu akan segera dilantik di Istana Negara pada Minggu (1/3/2020) pukul 10.30 waktu setempat.
Fadil menjelaskan, Raja Malaysia berargumen pengukuhan Muhyiddin tidak boleh ditunda karena berhubungan dengan masa depan negara.
“Beliau berharap, ini adalah keputusan terbaik bagi siapa pun, dan berharap juga hasil ini akan mengakhiri krisis politik yang terjadi,” paparnya.
Pernyataan Fadil tersebut terjadi beberapa jam setelah Mahathir Mohamad kembali mencalonkan diri berbekal dukungan Pakatan Harapan.
Bahkan, Anwar yang berstatus Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) mengantarkan surat dukungan itu secara langsung kepada Sultan Abdullah.
“Sudah waktunya untuk melakukan hal benar bagi masyarakat dan negara kami yang tercinta ini,” tutur Anwar di Twitter, dikutip AFP.
Semua dimulai pada Senin (24/2/2020), ketika Dr M, julukan Mahathir, mengumumkan bahwa dia sudah menyerahkan surat pengunduran diri kepada Sultan Abdullah.
Kabar itu terjadi setelah malam sebelumnya (23/2/2020), Bersatu diketahui menggelar pertemuan dengan sejumlah partai oposisi.
Di antaranya adalah Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai yang menjadi target utama Mahathir dalam pemilu Mei 2018.
Dalam pernyataannya, politisi berusia 94 tahun itu mengatakan dia harus mundur karena dia tidak ingin bekerja sama dengan UMNO yang dia sebut korup.
Artikel ini telah dibaca 670 kali. Terima kasih.