Artikel ini telah dibaca 8453 kali. Terima kasih.
di awal thn 2009 ini, saya awali blog ini dengan sebuah tulisan yg inspirasinya saya dapati dari buku CHAMP!ON, 101 tip motivasi & inspirasi SUKSES menjadi juara sejati karya darmadi darmawangsa. yaitu ttg sebuah karakter yg saya terjemahkan menjadi pantang menyerah (never say die). saya ambil ini sebagai pembuka untuk menyemangati diri sendiri dan juga teman-2 sekantor dan sekampus (khususnya) yg tidak pernah berhenti berusaha menyelesaikan tugas-2 beratnya sampai akhir thn 2008 dan diawali dg tugas berat lainnya di awal tahun 2009 ini. tugas yg tak pernah berhenti mengalir bagaikan air… juga utk rekan-2 seperjuangan lainnya di mana pun anda berada saat ini…
di buku itu dijelaskan ttg perjuangan keluarga roebling yg berhasil membangun jembatan brooklyn. brookly bridge menghubungkan kota new york dengan long island di amerika serikat. ide pembangungan jembatan tersebut lahir pada tahun 1883. sebuah ide gila pada zaman itu lahir dari seorang insinyur cerdas bernama john robeling. sangat tidak mungkin dijalankan dan insinyur tersebut disarankan untuk membatalkan ide gilanya itu. sementara apa yg diyakini oleh orang kebanyakan berbeda dengan keyakinan yang dimiliki oleh si insinyur. si insinyur sangat jelas sekali melihat visi dan misi yg dimilikinya sehingga proyek pembangunan jembatan itu pun dilakukan. dan akhir proyek itu diselesaikan oleh anaknya yg bernama washington setelah mentransfer keyakinannya kepada si anak.
pembangunan proyek itu di awalnya begitu mulus. setiap anggota tim begitu semangat mengerjakannya. namun malang tak dapat diraih untung tak dapat ditolak, kecelakanaan terjadi dan merenggut nyawa sang ayah (john). sementara si anak (washington) terluka dan mengalami kerusakan pada otaknya yang menyebabkan ia tak mampu berkata-kata dan tidak mampu berjalan, bahkan sekadar untuk bergerak pun ia tak sanggup. sudah jatuh tertimpa tangga pula. kolega-2 yg dulu mengejek merespon kejadian tsb dengan komentar-2 pedas. katanya, “kita telah memberitahunya jauh sebelum ia mulai membangun… mereka hanyalah orang gila dengan impian yang gila…“.
mereka adalah mereka yg tidak memiliki visi dan misi yg jelas dalam proyek yg maha besar itu. berbeda dengan si anak yg telah mewarisi visi dan misi sang ayah. begitu jelas terlihat dalam benaknya proyek besar itu.
meskipun tergeletak di atas ranjang, washington tetap memiliki keinginan yg membara untuk mewujudkan impiannya. washington tidak kehabisan akal. ia mengajarkan istrinya dg bahasa isyarat satu jari. ia meminta si istri utk menjelaskan kepada para insinyur lainnya langkah-2 yg harus mereka lakukan berikutnya. selama 13 thn washington memberikan instruksi dg isyarat itu kepada sang istri untuk disampaikan kepada para insinyur sampai akhirnya jembatan itu dapat berdiri dengan megah. sikap never say die dari washington roebling mampu mengalahkan kondisi terburuk sekalipun yg ia alami. tanpa keyakinan dan keinginan yang menggebu-gebu, tidak mungkin brooklyn bridge dapat terwujud.
lalu, bagaimana dg kita yg masih memiliki kemampuan bergerak dan berfikir secara bebas saat ini? pantang menyerahkah kita?
semoga di thn 2009 ini, thn yg kata sebagian orang adalah thn yg penuh dg ketidakpastian, dapat kita lalui dg sebuah sikap never-say-die yg tidak pernah berhenti mati… improvemen diri harus terus berjalan sampai kita tidak bisa melakukannya lagi…
terakhir, brian dyson dalam sebuah tulisnya mengatakan, “don’t give up when you still have something to give. nothing is really over until the moment you stop trying.”
Artikel ini telah dibaca 8453 kali. Terima kasih.
terimaksih pak,sungguh menginspirasi walau saya baru baca tulisan ini d tahun 2011… ‘don’t give up when you still have something to give. nothing is really over until the moment you stop trying.”