Artikel ini telah dibaca 5264 kali. Terima kasih.
Siklus cinta diawali dari fase adanya daya tarik tampilan atau appearance dari objek yang diamati. Apakah itu parasnya, postur fisiknya atau hal-hal lain yang tampak mata.
Fase berikutnya adalah adanya keinginan untuk memperbaiki objek yang disukai. Apakah itu karakter kepribadiannya, akhlaqnya, akalnya (pengetahuan dan sejenisnya) atau hal-hal lain yg sejenis. Apa-apa yg bisa diperbaiki harus diperbaiki, karena hal ini merupakan salah satu wujud dari cinta itu sendiri… Cinta tidak akan berlanjut ke fase berikutnya bila
fase kedua ini tidak dilakukan.
Fase ketiga dari cinta adalah adanya keinginan untuk merawat objek yang dicintainya. Seperti halnya tanaman yg harus dirawat, maka demikian pun halnya dengan cinta. Dipupuk dan disirami air saja belum cukup. Kita harus menggunting dahan-dahan yg rusak, ranting-ranting yang liar dan sejenisnya agar tanaman kita indah dipandang mata. Cinta pun demikian. Apa-apa yang sudah kita perbaiki pada fase sebelumnya belum menjamin ia akan menjadi baik terus tanpa penyimpangan-penyimpangan. Ia juga perlu dirawat sedetil mungkin dengan ketulusan hati agar bisa tumbuh sesuai dengan yg kita harapkan…
Fase keempat adalah adanya keingingan untuk melindungi objek yang kita cintai. Meskipun sudah dirawat sedemikian rupa, namun tidak pernah ada keinginan untuk melindunginya, pastilah tanaman-tamanan itu akan mati karena dirusak oleh hama atau lingkungan. Kita harus melindunginya, misalnya dengan memberikan pagar penghalang hama, angin, hujan, teriknya matahari dan yang sejenisnya agar apa yang sudah kita rawat tidak rusak atau mati. Cinta pun demikian. Lindungilah dia dengan sungguh-sungguh dan tulus ikhlas dari berbagai macam bahaya dan gangguan apa pun. Kita harus melindungi fisik, akhlaq dan akalnya agar terus dapat tumbuh sesuai dengan yang kita harapkan selamanya…
Fase yang terakhir adalah adanya keinginan untuk memiliki objek yang kita cintai. Adanya keinginan untuk melindungi selamanya akan sempurna dengan adanya fase kelima ini, yaitu adanya keinginan untuk memiliki. Kita akan lebih bisa menjiwai dan menghayati cintai yang sudah dibina pada setiap fasenya selamanya hingga akhir hayat kita dengan yang kita cintai.
Setelah fase kelima ini ada, maka siklusnya akan berulang dari fase pertama, kedua dan seterusnya. Dilihat, diperbaiki, dirawat, dilindungi dan dimiliki… Begitu seterusnya dan selamanya… Ini adalah fase sempurna dari cinta. Namun, tidak harus sampai fase kelima. Berhenti pada fase keempat pun sudah merupakan hal yang sangat baik. Sekurang-kurangnya harus berhenti di fase kedua, yaitu fase memperbaiki…
Artikel ini telah dibaca 5264 kali. Terima kasih.