Artikel ini telah dibaca 8140 kali. Terima kasih.
ini ada kaitannya dengan konsumsi bbm yang mubazir lantaran jalan-jalan macet yang terjadi setiap hari. khususnya pada jam-jam produktif. kemacetan sendiri disebabkan oleh banyak faktor. salah satunya adalah volume jumlah kendaraan yang tumbuh pesat setiap tahunnya, namun tidak diimbangi dengan pertumbuhan infrastruktur jalan. sehingga laju jalan kendaraan rata-rata hanya 20km/jam. ditambah lagi, bila ada kerusakan lampu lalu lintas pada perempatan-2, maka kemacetan semakin tidak dapat dihindari. tidak jarang, hanya sekedar menembuh jarak 10km membutuhkan waktu 1 – 1.5 jam!
hal-2 — volume mobil yang tinggi dan infastruktur jalan beserta kelengkapannya — di atas harus menjadi bagian yang semestinya juga juga diselesaikan dalam rangka menghemat konsumsi bahan bakar.
pengurangan volume kendaraan dapat dilakukan dengan membatasi keberadaan kendaraan-2 yang usianya (misalnya) sudah melebihi 20 tahun. sebagaimana yang diterapkan di jepang. mobil-2 yang usianya di atas 10 tahun semakin mahal biaya pajak kendaraannya sebagai konpensasi atas pencemaran lingkungan. di atas 20 tahun tidak dapat lagi diperpanjang STNK nya. dengan demikian, jumlah mobil dapat dikontrol dengan baik.
bila pengontrolan jumlah kendaraan tidak bisa dilakukan, maka mau tidak mau pemerintah harus membuat jalan-jalan baru. apakah membuka ruas-ruas jalan atau melakukan double layer (jalan susun) sebagaimana diterapkan di thailand . dll…
solusi pembatasan bbm harus dilakukan secara keseleruhan progam yang saling terkait satu sama lain… tidak cukup hanya dengan menambah atau mengurangi kuota bbm saja.
Artikel ini telah dibaca 8140 kali. Terima kasih.
ATPM juga punya andil…….
Departemen Perindustrian RI dan Dinas Perindustrian Jatim akan mengeluarkan Mobil Murah untuk mengganti Sepeda Motor…. siap2 tambah macet…