Artikel ini telah dibaca 1422 kali. Terima kasih.
Waktu saya kuliah dulu, saya bersahabat dengan seorang teman yang profesinya sebagai Pendeta.
Setiap kuliah, bila kita berdua tidak ada acara lain setelah kuliah, kita selalu ke kampus bersama-sama. Karena rumah teman saya selalu saya lewati, maka saya tawarkan untuk menjemputnya agar kita bisa diskusi sepanjang perjalanan ke kampus, disamping agar jalan tidak semakin sempit karena banyaknya kendaraan di jalanan.
Saya selalu jemput ke rumahnya. Saya yang menyetir pergi dan pulang. Dan saya pulangnya antarkan sampai depan rumahnya. Ini saya lakukan sampai kami berdua diwisuda.
Setelah wisuda, kami masih terus berhubungan sampai hari ini.
Suatu hari saya pernah diminta beliau mengajar di kampusnya (Kristen) di Bandung untuk mengajar atau sharing knowledge ttg IT, management, pengalaman hidup di Jepang dan lain-lain.
Pada kesempatan lain saya juga pernah diminta untuk mengisi seminar-seminar profesional yang beliau kelola secara rutin.
Ini adalah sebuah contoh konkrit manfaat dari membangun jaringan tanpa SARA yg berorientasi kepada kemaslahatan NKRI. Kita bisa saling berkontribusi pada nilai-nilai kemanusiaan untuk kepentingan bersama.
Saya melakukan ini sebagai bentuk implementasi dari pendidikan yang telah dilakukan di PKS (Partai Keadilan Sejahtera) selama ini.
Salah satu pesan yang selalu saya ingat adalah sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain…
Terima kasih PKS…
Artikel ini telah dibaca 1422 kali. Terima kasih.