Artikel ini telah dibaca 1530 kali. Terima kasih.
Seorang kerabat pasien positif virus corona nekat beraktivitas di tengah warga selama masa karantina mandiri di rumahnya di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo.
Kerabat pasien positif corona itu adalah perempuan, 49 tahun. Ia adalah satu dari empat orang yang menjalani masa karantina mandiri sejak Jumat (13/3) sambil menunggu hasil tes. Keempat orang itu tinggal satu rumah dan baru-baru ini hasil tes menyatakan perempuan tersebut ikut terinfeksi virus corona.
Lurah Mojosongo, Winarto mengaku sudah berulang kali menjelaskan agar mereka tidak meninggalkan rumah selama masa karantina mandiri. Kondisi kesehatan mereka dipantau setiap hari melalui telepon. Namun warga yang seharusnya menjalani karantina mandiri itu beberapa kali kedapatan beraktivitas di luar rumah.
“Setiap hari saya telepon ngakunya di rumah. Tapi pas disidak dari Provinsi ternyata [perempuan 49 tahun itu] adalah ketahuan membantu kumbokarnan (persiapan pernikahan) tetangganya,” katanya saat ditemui di Balai Kota Solo, Kamis (19/3).
Tak hanya itu, Winarto juga sempat ditegur Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surakarta lantaran Dinkes mendapat laporan perempuan tersebut belanja ke pasar. Ia juga pernah berjemur tanpa masker bersama beberapa tetangga.
Winarto mengaku kewalahan mengawasi warga yang berada dalam karantina mandiri. Ia sebenarnya telah melibatkan tetangga untuk ikut mengawasi warga yang dikarantina mandiri itu.
“Tapi mungkin karena sama tetangga mau mengingatkan mungkin sungkan. Atau bisa juga sudah diingatkan tapi dia ngeyel,” katanya.
Menurut Winarto saat ini dua rumah yang bersebelahan dengan kediaman pasien positif itu juga menjalani karantina mandiri.
Setelah kejadian perempuan 49 tersebut, Winarto meminta agar karantina diperluas menjadi satu kompleks berisi 17 rumah. Sebab, perempuan yang terlanjur berinteraksi dengan tetangga itu diketahui positif terjangkit Corona sebagaimana diumumkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo.
Saat ini perempuan 49 itu dirawat di RSUD dr Moewardi sejak Selasa (17/3) lalu.
“Dia memang enggak merasa sakit. Tapi hari Selasa kemarin saya dapat informasi dari Kodim bahwa dia harus diambil. Kita hanya melihat dari luar gang. Yang masuk cuma petugas yang pakai baju ‘astronot’ itu,” katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo, Ahyani mengatakan usulan Winarto untuk memperluas karantina sangat mungkin dilaksanakan. Apalagi kompleks perumahan itu hanya memiliki satu akses keluar masuk. Hanya saja Pemkot harus memastikan kebutuhan penghuni 17 rumah itu terpenuhi selama masa karantina.
“Dan itu tidak bisa kita sendiri. Yang punya wewenang seperti itu (karantina wilayah) Pemerintah Pusat,” katanya.Â
Artikel ini telah dibaca 1530 kali. Terima kasih.