Artikel ini telah dibaca 736 kali. Terima kasih.
Pembahasan ini sangat menarik untuk ditonton sampai selesai. Karena menurut saya apa yang dijelaskan oleh Gus Baha ini anti mainstream, berlawanan dengan kebanyakan para penceramah yang kerap menjelasakan tentang pentingnya atau keutamaan hidup sederhana atau bahkan miskin dengan berbagai pertimbangan agar kelak dimudahkan dari pertanyaan-pertanyaan di hari akhir, seperti dari mana didapatkan harta kita, ke mana dibelanjakannya, ada syubhatnya atau tidak dan lainnya.
Juga tema tentang hidup zuhud. Yaitu hidup yang lebih mengutamakan atau mencintai akhirat ketimbang dunia.
Ajakan ini sama sekali tidak salah. Tapi kadang saya mendapati penjelasan terkait hal ini (zuhud) belum komprehensif atau holistik dengan melihat dari berbagai referensi atau sisi. Karena faktanya ada di antara para sahabat Rasulullah SAW yang sukses dalam keduniawiannya dan dijamin masuk syurga pula.
Banyak juga yang kaya raya (konglomerat). Yang paling fenomenal adalah khalifah ketiga Utsman bin Afan RA, yang kekayaannya hingga kini terus berkembang dan dimanfaatkan untuk dakwah dan kepentingan umat Islam saat ini, meskipun sudah 1400 tahun lebih berjalan. Sudah 20 generasi. Bayangkan!
Allah SWT telah menjelaskan (Al Baqarah 201) kepada kita untuk berdoa dan berusaha agar mendapatkan kebaikan hidup di dunia dan di akhirat sebagai satu kesatuan yang harus kita capai.
Yang pasti, menjadi orang kaya atau miskin sama-sama memiliki peluang yang sangat besar untuk bisa masuk syurgaNya. Kalau diminta untuk memilih, maka pilihlah menjadi orang kaya yang dapat masuk syurga. Mindset ini harus kita punyai dan kita tanamkan kepada generasi Islam berikutnya secara terus menerus.
Selamat menyaksikan sampai selesai dan semoga bermanfaat.
Malam 21 Ramadhan 1441H
Artikel ini telah dibaca 736 kali. Terima kasih.