Artikel ini telah dibaca 498 kali. Terima kasih.
Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia ternyata belum berakhir. PHK masih terjadi di berbagai sektor.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet memperkirakan badai PHK baru akan mereda pada akhir tahun, tepatnya mulai kuartal IV-2020.
“Di kuartal keempat itulah kita bisa berharap lah ya proses dari gelombang PHK itu sedikit sudah mulai akan berkurang lah ya,” kata dia saat dihubungi detikcom, Rabu (24/6/2020).
Itu bisa dicapai dengan catatan bila program pemulihan ekonomi nasional bisa efektif dijalankan pada kuartal IV.
“Artinya begini, bantuan ini, dana anggaran pemulihan ekonomi nasional ini memang dia masih akan terjadi dinamika perbaikan di kuartal ketiga sehingga dia belum akan efektif. Dia mulai akan terasa kalau menurut saya akan terasa efektifnya itu justru di kuartal keempat di tahun ini,” ujarnya.
Sementara Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto menilai sektor yang perlu didukung secara penuh untuk meredam PHK adalah usaha mikro, kecil, dan menengah.
“Mungkin tetap diutamakan untuk menyelamatkan sektor yang punya stimulasi daya beli tinggi. Apa itu? ya memang harus UMKM karena orang yang bekerja di UMKM itu prinsipnya mereka cepat memutar modal dan cepat juga mengkonsumsi,” ujarnya.
Jadi, lanjut dia kalau UMKM mendapatkan kecukupan modal maka mereka akan cepat memutar uangnya.
“Ujung-ujungnya nambah tenaga kerja, tenaga kerja bisa kerja, nanti mereka punya daya beli. Punya daya beli pun pasti mereka nggak akan tabung, mereka akan konsumsi. Itulah sebenarnya yang akan menggerakkan ekonomi sehingga strategi paling jitu menurut saya dalam situasi sekarang ya full support untuk UMKM,” tambahnya.
Artikel ini telah dibaca 498 kali. Terima kasih.