Artikel ini telah dibaca 549 kali. Terima kasih.

Unggahan akun TikTok Shaka_17 yang memperlihatkan bayi Shaka yang terus tertidur viral di media sosialBayi Shaka didiagnosis mengalami Sleeping Beauty Syndrome atau sindrom putri tidur.

Sindrom tersebut dapat membuat seseorang tertidur sepanjang tahun.

Sleeping Beauty Syndrome dikenal juga dengan istilah medis Kleine-Levin Syndrome (KLS). Sindrom ini adalah kelainan neurologis yang langka dan kompleks yang ditandai waktu tidur yang berlebihan.

Umumnya, gangguan ini terjadi pada usia remaja. Tapi dalam beberapa kasus juga terjadi orang dewasa, anak-anak, dan bayi–seperti bayi Shaka.

Saat Sleeping Beauty Syndrome ini pertama kali muncul, seseorang biasanya merasa sangat mengantuk dan dapat tidur sepanjang malam lalu berlanjut selama berhari-hari dan berminggu-minggu. Sindrom putri tidur ini juga dapat membuat seseorang tidur berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Beberapa kasus menunjukkan kondisi tertidur itu dapat berlangsung hingga lebih dari 10 tahun. Mereka hanya terbangun untuk makan dan buang air.

Pada kasus bayi Shaka yang saat ini berusia 18 bulan, sang ibu bercerita anaknya sudah tertidur sejak usia 8 bulan. Dari beberapa unggahan di akunnya, Shaka tampak tertidur di berbagai lokasi seperti di kursi, di mobil mainan, dan saat sedang makan.

Menurut KLS Foundation, gejala pada seseorang yang mengalami Sleeping Beauty Syndrome adalah mengantuk berat secara berulang selama 2-31 hari, dan diikuti salah satu tanda berikut:

– kelainan kognitif seperti merasa kebingungan, halusinasi

– perilaku abnormal seperti lekas marah, agresi, dan aneh

– makan dalam porsi besar secara terus menerus

– hiperseksual

Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti Sleeping Beauty Syndrome ini.

Hanya saja, terdapat sejumlah faktor yang dapat membuat seseorang berisiko mengalami KLS. Mulai dari cedera di hipotalamus yaitu bagian otak yang mengatur tidur, infeksi, hingga gangguan autoimun. Beberapa kasus juga menunjukkan sindrom ini bersifat genetik.

Sejumlah obat sudah tersedia untuk mengelola gejala Sleeping Beauty Syndrome. Penggunaan obat bertujuan mengurangi durasi tidur dan mencegah tidur lama datang kembali. Obat-obatan ini dapat meningkatkan kesadaran dan efektif mengurangi kantuk.

CNN INDONESIA

Artikel ini telah dibaca 549 kali. Terima kasih.

Leave a Reply