Artikel ini telah dibaca 784 kali. Terima kasih.

Sejak exoplanet, sebutan untuk planet di luar Tata Surya, teridentifikasi pada tahun 1990-an, ilmuwan getol mencari tanda kehidupan di dunia lain itu dengan bantuan teleskop-teleskop canggih. Nah, apa mungkin jika benar ada alien di sana, mereka juga mengawasi kita?

Tim astronom dari Cornell University dan Lehigh University di Amerika Serikat, baru saja menciptakan daftar 1.004 bintang dari galaksi-galaksi jauh yang punya sistem planet. Semua bintang ini berada pada jarak paling jauh 300 tahun cahaya dari Bumi.

Jarak tersebut memungkinkan pengamatan pada Bumi jika dilakukan metode yang sama dengan para ilmuwan di Bumi, yaitu pada saat Bumi melintasi Matahari. Bisa saja di antara planet itu yang ada makhluk penghuninya dan karena itu, mungkin mengawasi atau mengamati planet ini.

Seperti dikutip detikINET dari Popular Mechanic, astronom memakai cara yang disebut metode transit. Pada saat sebuah planet melintas antara bintangnya dengan Bumi, maka akan timbul kedipan singkat pada sinar bintang.

Kedipan itulah yang diringkus oleh teleskop pemburu planet semacam Kepler Space Telescope (RIP), Hubble Space Telescope, and Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) ataupun observatorium yang ada di Bumi. Bisa dikira-kira kemudian kandungan atmosfernya, susunan materi yang membentuknya sampai ada alien atau tidak.

“Semua bintang yang kami identifikasi di Tata Surya tetangga itu bisa melihat Bumi saat transit ke Matahari, menarik perhatian mereka,” kata pakar astrofisika dari Lehigh, Joshua Pepper.

Hal itu memang bukan kemustahilan karena beberapa exoplanet dicurigai dihuni oleh alien walaupun belum ada bukti pastinya. Misalnya planet K2-18b diduga punya air di atmosfer dan temperaturnya mungkin bersahabat, sehingga dianggap mirip Bumi.

“Jika ada pengamat (alien) di luar sana yang mencari, mereka akan mampu melihat pertanda biosfer di atmosfer planet Bumi. Kita bahkan bisa melihat kecemerlangan dari bintang-bintang itu tanpa bantuan teropong atau teleskop,” Lisa Kaltenegger, profesor Astronomi di Cornell.

DETIK

Artikel ini telah dibaca 784 kali. Terima kasih.

Leave a Reply