Artikel ini telah dibaca 785 kali. Terima kasih.
Jakarta – Hoax seputar COVID-19 masih banyak dipercaya oleh banyak orang. Beberapa hoaks COVID-19 sangat aneh — tapi anehnya masih ada saja yang percaya.
Hingga akhir Januari 2021, tim AIS Ditjen Aptika Kementerian Kominfo, telah memblokir 1.900 sebaran berita hoaks terkait pandemi COVID-19. Terbaru banyak ditemukan hoaks mengenai vaksinasi corona.
Masih ada yang percaya hoax terkait COVID-19 di bawah ini?
1. Bill Gates dan ID2020
Menurut teori yang ada, melalui ID2020, Gates dipercayai akan menggunakan program vaksinasi untuk menanamkan microchip digital untuk melawan virus Corona. Cerita ini dibagikan lebih dari belasan ribu kali di Facebook, bahkan video di YouTube menyebar dengan begitu cepat dengan penonton yang besar angkanya.
Padahal, ID2020 Alliance merupakan program identitas digital baru bekerja sama dengan Pemerintah Bangladesh, aliansi vaksin Gavi, dan mitra lainnya dari pemerintahan, akademisi, dan yayasan kemanusiaan. Program ini ditujukan untuk memanfaatkan imunisasi sebagai kesempatan untuk membangun identitas digital.
Berbeda dengan teori konspirasi di atas, ID2020 menjelaskan kepada media bahwa identitas digital adalah catatan terkomputerisasi tentang siapa saja orang yang sudah diimunisasi yang kemudian disimpan dalam registri. Ini digunakan untuk melacak siapa yang telah menerima vaksinasi.
2. COVID-19 disebar oleh 5G
Ternyata cukup banyak orang termakan hoax bahwa jaringan 5G dapat menyebarkan virus corona COVID-19. Di Inggris, ada sekitar 77 BTS yang rusak dibakar.
“Itu hanya omong kosong, omong kosong yang sangat berbahaya,” ucap Menteri Kantor Kabinet Inggris, Michael Gove.
3. Chip 5G di vaksin COVID-19
Pernah menemukan diagram yang diklaim menunjukkan cara kerja chip 5G yang ada di dalam vaksin corona? Tak usah diambil pusing karena itu hoax. Diagram tersebut ternyata merupakan skema untuk pedal Boss Metal Zone MT-2, yang biasa digunakan gitaris untuk menambah efek dan distorsi pada suara gitar.
4. Magnet habis vaksin
Beredar sebuah video yang memperlihatkan uang koin pecahan Rp 1.000 tertempel di lengan seseorang. Koin tersebut diklaim menempel setelah diletakkan persis di area bekas suntikan vaksin COVID-19. Sang pembuat video juga mempersoalkan vaksin COVID-19 dan menyebut vaksin tersebut mengandung magnet.
Jelas salah. Menurut Juru Bicara Vaksin COVID-10 Siti Nadia Tarmizi dan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI Wiendra Waworuntu, vaksin COVID-19 mengandung bahan aktif dan non aktif. Bahan aktif berisi antigen dan bahan non aktif berisi zat untuk menstabilkan dan menjaga kualitas vaksin agar saat disuntikkan masih baik. Jumlah cairan yang disuntik hanya 0,5 cc dan akan segera menyebar ke seluruh jaringan sekitar, sehingga tidak ada carian yang akan tersisa di tempat bekas suntikan.
Logam juga dapat menempel di permukaan kulit yang lembab, lembab karena berkeringat. Lebih anehnya lagi, pecahan uang logam Rp 1.000 kan terbuat dari bahan nikel? Nikel tidak termasuk logam yang dapat menempel karena daya magnet.
Artikel ini telah dibaca 785 kali. Terima kasih.