Artikel ini telah dibaca 7041 kali. Terima kasih.
tulisan ini banyak beredar di media sosial-media sosial sebagai respon terhadap kebijakan-kebijakan yang unik sehingga menungdang perhatian publik. yang saya maksud unik di sini adalah karena pada pemerintahan sebelumnya (periode reformasi) jarang (atau mungkin tidak ada?) dikeluarkan. terlebih bila kebijakan itu menyangkut umat islam. namun pada pemerintahan yang baru seumur jagung, sudah ada indikasi beberapa kebijakan-kebijakan (walau akhirnya di jawab bahwa itu baru wacana dsj) yang membuat umat islam mayoritas menjadi gusar.
memang sepertinya sedang ngetest kepekaan umat islam saat ini seperti apa. mungkin karena di dasari oleh naiknya gubernur non muslim di ibu kota negara dengan jumlah penduduk islamnya nomor satu dunia. sehingga ada yang beranggapan bahwa umat islam di indonesia saat ini sangatlah lemah… sehingga perlu dijajaki untuk mempengaruhi kebjikan-kebijakan lainnya… persis seperti tulisan yang beredar berikut ini. test the water…
saya sengaja memublikasikan tulisan ini (yang mungkin beredar di kalangan tertentu saja) dengan tujuan dapat dibaca oleh semua elemen bangsa agar tidak saling ngetest kebjikan-kebijakan yang pada akhirnya akan merapuhkan kekuatan bangsa ini. akhirnya tercerai berai… agar masing-masing dari kita saling mawas diri dan tepo seliro tanpa mengorbankan prinsip-prinsip yang diyakini masing-masing… semoga…
selamat mebaca… semoga bermanfaat dan mohon maaf bagi yang kurang berkenan…
—————————-
“TEST THE WATER”
Kasus Menteri Anies Baswedan tentang kebijakan Tata Tertib berdoa di sekolah, kemudian publik bereaksi keras, lalu akhirnya Menteri klarifikasi dan ngeles itu hanya wacana, semakin menguatkan dugaan berbagai pihak kalau Umat Islam sedang mengalami ‘Test The Water’. Sejauh mana reaksi umat Islam terhadap kebijakan. Kalau diam, maka kebijakan dilanjutkan. Kalau berekasi keras, maka tinggal klarifikasi dan bilang ‘itu hanya wacana’.
“Test case seperti melempar batu ke dalam air seberapa riak ummat ini. Satu-Satu. Ada tesa-antitesa, aksi-reaksi, sebab-akibat,” ujar bu Wirianingsih Mutammimul Ula melalui akun twitternya @wirianingsih, Selasa (10/12/2014).
Tras Rustamaji (@rustamaji), seorang konsultan IT, juga menyatakan serupa:
1. Sudah makin kentara polanya. Mereka sedang melakukan “test the water” thd umat Islam.
2. Mereka membuat ‘kebijakan’, kalau para ulama kalem, kebijakan lanjut. Kalau ulama teriak tinggal ngeles ‘wartawan salah nangkep! gak gitu’.
3. Dulu pas umat di #testTheWater dgn pelarangan takbir, ulama kalem. Akhirnya jadi deh itu kebijakan jalan.
4. Ingat #testTheWater perubahan dari pakaian muslim ke pakaian encim di sekolah (DKI)? umat protest, mereka ngeles ‘itu cuma gosip! gak ada rencana’.
5. Dan, kalau ust. @Yusuf_Mansur nggak teriak, mereka nggak akan ngeles kayak gini.
6. Kita siap-siap aja sepanjang 5 tahun di #testTheWater. qurban & adzan dilarang, khotbah diatur, iman masjid mesti sertifikasi, dll.
“Iya persis spt rncana pnghapusan kemenag. Angkat isu lalu lihat reaksi tokoh2 “kunci”. Kl dtolak ngeles kl diam ya bablas,” tambah @surodilagan.
Maka menjadi tugas publik dan terutama para ulama untuk terus ‘hadir’ tidak berdiam.
“Ulama harus ada di setiap masa, mengikuti jejak para Nabi dan Rasul yg dihadirkan Tuhan Maha Pencipta agar manusia selamat sampai tujuan,” demikian ungkap ibu Wirianingsih.
KEBIJAKAN —> UMAT DIAM —> REALISASI
KEBIJAKAN —> UMAT PROTES —> TINGGAL NGELES
Twitnya ust yusuf mansur berefek luar biasa
Mulai dari komentar keras, terus kalem, akhirnya pak menteri bolak balik coba nelpun, dan akhirnya tabayun ust YM dijawab pak menteri
Artikel ini telah dibaca 7041 kali. Terima kasih.