Artikel ini telah dibaca 1372 kali. Terima kasih.
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor beberapa bahan pokok inti mulai dari beras, daging, bawang putih, kentang, telur hingga jagung mengalami penurunan.
“Produksi beras kita memadai, sedangkan persediaan susu, daging, dan jagung baik sumber domestik maupun tambahan dari impor telah diantisipasi sejak bulan-bulan sebelumnya,” kata Direktur Bidang Statistik dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Berdasarkan data impor BPS per April 2017, untuk beras sebesar 25,4 ribu ton dengan nilai US$ 13,3 juta dari Maret tahun ini yang sebesar 31,4 ribu ton dengan nilai US$ 14,1 juta.
Beras yang diimpor merupakan jenis khusus, biasanya digunakan untuk kebutuhan hotel dan restoran. Berbeda dengan beras yang dikonsumsi oleh masyarakat pada umumnya.
Untuk jagung juga mengalami penurunan di April 2017 menjadi 835,7 ton dengan nilai US$ 1,2 juta dari bulan sebelumnya yang mencapai 58,7 ribu ton senilai US$ 12,3 juta.
Untuk tepung terigu, per April 2017 volumenya sebanyak 2.997 ton dengan nilai US$ 905,4 ribu, atau menurun jika dibandingkan pada Maret 2017 sebesar 3.917 ton dengan nilai US$ 1,14 juta.
Daging jenis lembu juga menurun menjadi 6.014 ton senilai US$ 20,7 juta di April 2017 dari yang tercatat di bulan sebelumnya sebesar 12.019 ton senilai US$ 41,7 juta.
Untuk susu, per April 2017 impornya sebanyak 14.387 ton setara US$ 38,0 juta atau menurun jika dibandingkan dengan Maret 2017 yang sebanyak 19.403 ton senilai US$ 47,1 juta.
Selanjutnya, bawang putih juga mengalami penurunan menjadi 24,8 ribu ton senilai US$ 30,3 juta di April 2017. Pada Maret 2017 impornya sebesar 39,5 ribu ton senilai US$ 43,5 juta.
Untuk kentang, pada April 2017 impornya menurun menjadi 3.273 ton jika dibandingkan pada Maret 2017 yang sebesar 6.212 ton.
Selanjutnya, telur unggas juga mengalami penurunan dari 2,2 ton di Maret 2017 menjadi 1,5 ton di April 2017.
(mkj/mkj)
Artikel ini telah dibaca 1372 kali. Terima kasih.