Artikel ini telah dibaca 769 kali. Terima kasih.
Seorang pasien positif terinfeksi virus corona di Thailand diklaim dapat disembuhkan menggunakan racikan obat yang diberikan oleh dokter setempat.
Obat itu terdiri dari campuran antivirus yang biasa untuk menangani penyakit flu dan HIV. Hasil uji lab pada pasien asal China tersebut semula menunjukkan wanita berusia 70 tahunan itu positif terjangkit virus corona.
Sebelumnya ia diketahui terjangkit virus dengan nama 2019-nCoV itu sejak 10 hari terakhir dan sudah menjalani perawatan medis. Akan tetapi, hanya dalam jangka waktu 48 jam atau 2 hari setelah diberikan obat campuran itu, terjadi perubahan drastis pada kondisi wanita tersebut. Ia dinyatakan bebas dari virus yang sebelumnya menyerangnya.
Informasi terkait sembuhnya pasien virus corona itu disampaikan langsung oleh Kementerian Kesehatan Thailand melalui sebuah konferensi pers, Minggu (2/2/2020).
Dalam kesempatan itu, hadir pula dokter yang menjadi peramu obat-obatan tersebut, dr. Kriengsak Atipornwanich, dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Rajavithi.
“Hasil uji lab dari seorang pasien yang positif virus corona berubah menjadi negatif virus setelah 48 jam. Dari kondisi lemah, pasien itu kini dapat duduk di ranjang rumah sakit setelah 12 jam diberikan obat tersebut,” kata Kriengsak.
Obat flu dan anti-HIV
Obat yang diberikan, berasal dari percampuran antara obat flu berupa oseltamivir, dan antivirus untuk HIV yang mengandung ritonavir juga lopinavir. Namun, meski diklaim dapat menyembuhkan pasien dari virus corona, masih dibutuhkan pembuktian ilmiah atau hasil penelitian lebih lanjut yang dapat mendukung temuan ini.
“Kelihatannya memang menunjukkan hasil yang baik, tapi kita masih harus melakukan penelitian untuk memastikan ini dapat dijadikan pengobatan standar,” ujar Kriengsak.
Dilaporkan, metode pengobatan yang sama juga dilakukan pada 3 pasien virus corona yang lain di Thaliand. Namun, hasil yang ditunjukkan berbeda. Satu orang menunjukkan gejala alergi, sementara 2 lainnya menunjukkan peningkatan kondisi.
Direktur Jenderal Departemen Layanan Medis, Somsak Akkslim mengatakan proses pengobatan itu sementara waktu hanya akan digunakan pada pasien dengan kondisi parah.
Menurut Somsak terlalu dini untuk menyatakan obat ini dapat diaplikasikan pada semua kasus. Rencananya Senin (3/2/2020), Kementerian Kesehatan Thailand akan mendiskusikan temuan ini.
8 dari 19 pasien pulang ke rumah
Sebanyak 8 pasien virus corona di Thailand dikabarkan telah sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumah. Sementara 11 orang lainnya masih terus menjalani pengobatan di rumah sakit.
Sebelumnya diketahui terdapat 19 kasus yang terkonfirmasi positif sebagai infeksi corona Wuhan di Thailand. Angka ini menjadi yang terbesar ke dua kasus infeksi virus corona di luar China, setelah Jepang dengan 20 kasus.
Kebanyakan dari pasien tersebut merupakan wisatawan asal China yang tengah berkunjung ke Thailand.
Namun, ada seorang pasien yang merupakan warga lokal. Ia merupakan supir taksi yang belum pernah berkunjung ke China.
Dugaan kuat, supir taksi tersebut terjangkit virus akibat terlibat kontak dengan wisatawan yang sudah terinfeksi.
Artikel ini telah dibaca 769 kali. Terima kasih.