Artikel ini telah dibaca 1175 kali. Terima kasih.
On the way Terminal 1 bandara Juanda Surabaya saya naik taksi online.
Dari rumah ke bandara kira-kira 35 menit.
Untuk mempercepat waktu, saya biasa mengajak bicara supir, tanya-tanya keluarga, pengalaman taksi online dll.
Saya: Sudah lama nge-taksi online, pak?
Supir: Sudah dua tahun pak. Tapi hanya sambilan saja. Kalau pas lagi luang saja.
Saya: Oh begitu. Sebulan bisa dapat berapa, pak?
Supir: Bersih dipotong bensin dan makan rata-rata 3.5 juta.
Saya: Wow, besar juga ya…?
Supir: Asal kita rajin bisa dapat lebih besar lagi.
Anak saya juga nge-taksi online. Setiap bulan bersih dapat 5.5 juta. Dia saya kreditkan mobil untuk kerja taksi online dengan angsuran setiap bulan 3.5 juta. Alhamdulillah sudah selama dua tahun tidak pernah telat bayar angsuran.
Saya: Alhamdulillah… Memang kalau kita fokus bekerja hasilnya akan mengikuti. Bisa lebih besar.
Supir: Benar, pak…
Percakapan terus mengalir. Sepertinya si bapak juga suka berbicara. Kemudian dia sharing ke saya tentang aktivitas harian istri dan anaknya.
Setiap hari bangun pagi untuk merawat mobilnya sebelum dipakai kerja. Dicuci sampai bersih.
Sementara istri dan anaknya setiap hari rajin bangun pagi lalu pergi ke musholah untuk sholat shubuh.
Supir: Tapi saya tidak ke musholah untuk shubuhan.
Saya pikir si bapak sholat shubuh di rumah. Tapi ternyata tidak. Duh sayang sekali, bathin saya.
Si bapak belum sholat karena ada perbedaan afiliasi organisasi. Istri dan anaknya berafilisi ke ormas Islam M, sementara si bapak ke ormas Islam N.
Tapi feeling saya si bapak hanya cari-cari alasan yang paling gampang saja.
Saya coba diam dan mencari cara bagaimana menasihati si bapak agar tidak tersinggung.
Akhirnya saya beranikan diri.
Saya: Bapak… Bapak kan sudah bisa bangun pagi. Bapak pun bisa mencuci dan merawat mobil bapak setiap pagi dengan waktu yang lama.
Sementara sholat shubuh itu hanya dua rakaat dan hanya butuh waktu dua menitan saja, pak. Bapak harus luangkan waktu untuk sholat shubuh agar rizki keluarga bapak makin lancar dan barokah.
Supir: Iya, pak…
Saya: Bapak tidak perlu ke musholah. Bapak cukup lakukan sholat shubuh di kamar bapak saja selama dua menit.
Saya pilih cara yang paling mudah dilakukan untuk si bapak agar bisa sholat shubuh dua rakaat. Kalau saya nasihati harus ke musholah kemungkinannya sangat sulit dilakukan.
Supir: Iya, pak…
Respon bapak singkat-singkat.
Tanpa terasa sudah sampai di bandara.
Supir: Total biaya tollnya Rp. 24.000, pak…
Saya: Baik….
Lalau saya keluarkan uang Rp. 50.000.
Sambil memegang pundak si bapak saya berikan uang Rp. 50.000.
Saya: Tidak usah kembali, pak.
Supir: Terima kasih banyak, pak.
Saya: Ingat ya, pak… Dua rakaat, dua menit saja. Hati-hati di jalan.
Supir: Terima kasih banyak, pak…
Semoga Allah SWT memberikan hidayahNya kepada si bapak.
Artikel ini telah dibaca 1175 kali. Terima kasih.