Artikel ini telah dibaca 683 kali. Terima kasih.
Jakarta –
Kasus antara WhatsApp dan NSO Group — pembuat spyware Pegasus — belum selesai. Kabar terbarunya adalah Facebook mengklaim kalau NSO menggunakan server yang berlokasi di Amerika Serikat untuk menjalankan spyware Pegasus.
Menurut Facebook, yang merupakan pemilik WhatsApp, server milik perusahaan hosting bernama QuadraNet yang berlokasi di Los Angeles, digunakan sebanyak 700 kali untuk menginstal Pegasus ke pengguna WhatsApp selama April sampai Mei 2019.
Selain itu NSO juga dituding menggunakan server milik Amazon untuk melancarkan serangannya, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Senin (27/4/2020).
Sebelumnya dikabarkan, pada Mei 2019 WhatsApp menemukan dan menambal sebuah celah yang membuat penjahat cyber bisa menginstal spyware pada ponsel korban hanya dengan melakukan panggilan telepon.
Ada juga celah sistem video call yang dieksploitasi untuk melakukan hal serupa, di mana korban tak perlu menjawab panggilan telepon tersebut untuk bisa terinfeksi.
Korban dari celah ini sekitar 1.400 pengguna dengan bermacam profesi, termasuk mulai jurnalis dan aktivis hak asasi manusia di 20 negara. Kemudian pada Oktober 2019, Facebook menuding NSO Group — juga dikenal sebagai Q Cyber Technologies — ada di balik spyware bernama Pegasus tersebut.
Tak cuma menuding, Facebook pun menggugat NSO pada Oktober, di mana NSO menepis semua tuduhan tersebut. Mereka juga mengatakan kalau teknologi miliknya itu hanya dijual ke pihak pemerintahan.
Kini temuan terbaru di mana adanya penggunaan server di AS untuk spyware tersebut bisa melemahkan argumen NSO di pengadilan. Sebabnya mereka sebelumnya mengklaim kalau NSO tak bisa beroperasi di Amerika Serikat.
Artikel ini telah dibaca 683 kali. Terima kasih.