Artikel ini telah dibaca 501 kali. Terima kasih.

Permintaan obligasi negara Indonesia seri ORI017 mengalir deras seiring dengan adanya penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Pemerintah percaya diri target penjualan Rp10 triliun bisa tercapai.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan completed transactions untuk ORI017 senilai Rp4,79 triliun hingga Kamis (25/6/2020) pukul 10:00 WIB. Pembelian itu berasal dari 14.699 orang investor.

Dia menuturkan investor terbesar berasal dari kalangan wiraswasta sebesar 45,7 persen, pegawai swasta 24,5 persen, dan ibu rumah tangga 13,1 persen. Menurutnya, realisasi itu lebih tinggi dibandingkan dengan penawaran seri ORI sebelumnya.

ORI017 mulai ditawarkan sejak Senin (15/6/2020) hingga Kamis (9/7/2020). Artinya, masih ada dua pekan tersisa untuk mengoleksi instrumen surat berharga negara (SBN) ritel tersebut.

Deni mengklaim realisasi penjualan ORI017 sejauh ini menunjukkan kepercayaan tinggi kepada SBN ritel. Instrumen itu dianggap sebagai pilihan investasi yang aman dan menguntungkan di tengah pandemi Covid-19 yang penuh ketidakpastian.

“Kami optimistis target Rp10 triliun bisa diperoleh,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (25/6/2020).

Berdasarkan catatan Bisnis, penawaran yang masuk untuk seri ORI sebelumnya, ORI016, senilai Rp8,2 triliun. Nilai itu lebih rendah dari target pemerintah Rp9 triliun.

Secara terpisah, Group Head Wealth Management PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Elina Wirjakusuma mengungkapkan penjualan ORI017 mendapatkan respons antusias oleh nasabah. Menurutnya, kondisi itu dipicu penurunan suku bunga deposito serta masih banyak investor yang belum memiliki appetite ke produk investasi lain.

“[Penjualan ORI017] Sampai dengan 23 Juni 2020 senilai Rp435 miliar,” jelasnya.

Deputy General Manager Divisi Wealth Management PT Bank Negara  Indonesia (Persero) Tbk. Widi Hantono juga mengungkapkan hal senada. Menurutnya, antusiasme nasabah sangat tinggi.

“Khususnya nasabah yang memiliki likuiditas lebih meskipun dalam kondisi Covid-19. Antusiasme ini didukung pula oleh kampanye bahwa dana ORI017 ini akan digunakan oleh pemerintah untuk penanganan Covid-19 di Indonesia,” paparnya.

Widi mengungkapkan perseroan telah mengumpulkan penjualan ORI017 senilai Rp144 miliar hingga Rabu (24/6/2020). Jumlah itu setara dengan 48 persen dari indikasi target yang disampaikan kepada Kemenkeu.

Dibandingkan dengan dua seri ORI sebelumnya, lanjut dia, ORI015 menjadi yang tertinggi peminatnya karena menawarkan kupon yang lebih tinggi sebesar 8,25 persen. Penawaran ORI017 menurutnya lebih menantang dibandingkan dengan ORI sebelumnya karena tidak ada instrumen sejenis yang jatuh tempo.

“Namun, kami optimistis untuk memenuhi indikasi target kepada Kemenkeu. Kami memiliki program spesial bertepatan dengan hari ulang tahun BNI 5 Juli 2020 sehingga ada indikasi nasabah banyak menunggu untuk transaksi pada tanggal tersebut,” jelasnya.

Executive Vice President Head of Wealth Management & Premier Banking Commonwealth Bank Ivan Jaya mengatakan ORI017 memberikan yield yang menarik. Imbal hasil yang diberikan menurutnya premium dibandingkan dengan obligasi pemerintah tenor 3 tahun yang memberikan yield 6,2 persen per Kamis (25/6/2020).

“Menariknya, investasi bisa dimulai dari Rp1 juta sedangkan deposito untuk mendapatkan bunga setinggi itu tentunya didapatkan dengan penempatan dana ratusan juta atau miliaran rupiah,” jelasnya.

Selain yield, Ivan menyebut ORI017 dapat diperjualbelikan di pasar sekunder mulai 15 September 2020. Perkiraan market terkait adanya pemotongan suku bunga acuan satu kali akhir tahun berpeluang memberikan capital gain untuk investor obligasi termasuk ORI017.

“Penjualan saat ini berjalan baik dan kami optimistis untuk mencapai target penjualan ORI017,” jelasnya.

Artikel Asli

Artikel ini telah dibaca 501 kali. Terima kasih.

Leave a Reply