Artikel ini telah dibaca 288 kali. Terima kasih.
Sistem pendidikan di Jepang terdiri dari beberapa jenjang, yang dalam bahasa Jepang disebut Gakko (学校). Pendidikan dasar dimulai dari Shōgakkō (小学校) dan dilanjutkan dengan Chūgakkō (中学校).
- Tingkat Pendidikan
- Shōgakkō (Sekolah Dasar): 6 tahun (usia 6–12 tahun).
- Chūgakkō (Sekolah Menengah Pertama): 3 tahun (usia 12–15 tahun).
- Keduanya disebut Kyōiku Kiso (教育基礎) atau pendidikan dasar yang diwajibkan.
- Tujuan Kurikulum Pendidikan Dasar Jepang
- Membentuk karakter dan kepribadian anak agar disiplin, bertanggung jawab, menghargai orang lain, serta mampu bekerja sama.
- Memberikan ilmu pengetahuan dasar yang menjadi fondasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Pembagian Kurikulum Berdasarkan Karakter dan Ilmu Pengetahuan Dasar
1. Pembentukan Karakter (Dōtoku / Moral Education dan Hidup Bermasyarakat)
- Dōtoku (道徳教育 / Pendidikan Moral):
Mata pelajaran ini unik di Jepang, di mana siswa diajarkan nilai kejujuran, rasa hormat, kerja sama, tanggung jawab, dan nasionalisme. - Gakkyū Katsudō (学級活動 / Aktivitas Kelas):
Di sini siswa belajar kepemimpinan, gotong royong, dan pemecahan masalah bersama. - Cleaning Time (Osoji / お掃除):
Siswa membersihkan kelas, toilet, halaman sekolah, untuk menanamkan nilai kerja keras, kebersihan, dan kebersamaan. - Shokuiku (食育 / Pendidikan Makan):
Saat jam makan siang, siswa dilatih membagi makanan, makan bersama, serta menghargai makanan. - Kegiatan Ekstrakurikuler (Bukatsu / 部活):
Klub olahraga, seni, musik, atau budaya, yang berfungsi melatih disiplin, kerja tim, dan minat bakat.
Analisa:
Pembentukan karakter dalam kurikulum Jepang menekankan pembiasaan perilaku (habit formation) melalui kegiatan nyata, bukan hanya teori. Nilai moral dan etika lebih sering diajarkan lewat praktik sehari-hari.
2. Ilmu Pengetahuan Dasar (Kiso Chishiki / 基礎知識)
- Kokugo (国語 / Bahasa Jepang): Melatih kemampuan membaca, menulis, dan komunikasi. Penting untuk mengasah pola pikir logis.
- Sansū (算数 / Matematika): Menanamkan dasar logika, analisis, dan problem solving.
- Rika (理科 / Sains): Dasar ilmu pengetahuan alam, eksperimen sederhana, dan rasa ingin tahu ilmiah.
- Shakai (社会 / Ilmu Sosial): Geografi, sejarah, tata kehidupan sosial Jepang.
- Gaikokugo (外国語 / Bahasa Asing, terutama Bahasa Inggris): Mulai diperkenalkan sejak SD (kelas 3 ke atas).
- Gijutsu/Kateika (技術・家庭科 / Teknologi dan Keterampilan Rumah Tangga): Belajar keterampilan praktis seperti menjahit, memasak, atau kerajinan.
- Ongaku (音楽 / Musik), Bijutsu (美術 / Seni), Taiiku (体育 / Olahraga): Mengembangkan kreativitas, apresiasi seni, dan kesehatan jasmani.
Analisa:
Ilmu pengetahuan dasar disusun dengan pendekatan spiral, artinya setiap tingkat mengulang konsep dengan kedalaman yang lebih tinggi. Fokus utamanya adalah kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung, observasi, dan logika, bukan hafalan semata.
Analisa Keseluruhan
- Karakter → ditekankan melalui pendidikan moral, kebiasaan hidup, dan kegiatan kolektif. Jepang percaya bahwa keberhasilan bangsa bergantung pada disiplin, kerja sama, dan etos kerja masyarakatnya.
- Ilmu Pengetahuan Dasar → diberikan secara sistematis, tetapi lebih banyak pada penguasaan kompetensi dasar universal (bahasa, matematika, sains). Pengetahuan diorientasikan agar siswa mampu beradaptasi di jenjang berikutnya dan dalam kehidupan nyata.
Dengan kata lain, kurikulum pendidikan dasar Jepang berimbang antara “mendidik hati” (kokoro / 心) dan “mendidik otak” (nōryoku / 能力).
Proporsi Waktu Belajar di Sekolah Dasar Jepang (Shōgakkō)
Berdasarkan data MEXT (Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology, Jepang):
- Mata pelajaran akademik (ilmu pengetahuan dasar) → sekitar 65–70% dari total jam pelajaran.
- Bahasa Jepang, Matematika, Sains, Ilmu Sosial, Bahasa Inggris, Musik, Seni, Olahraga, Keterampilan hidup.
- Pendidikan karakter & kehidupan (moral + pembiasaan) → sekitar 30–35%.
- Dōtoku (pendidikan moral).
- Gakkyū Katsudō (aktivitas kelas).
- Cleaning time (osoji).
- Shokuiku (pendidikan makan).
- Ekstrakurikuler (bukatsu).
Analisa
- Ilmu pengetahuan dasar (70%) ditekankan untuk membekali siswa dengan kompetensi akademik agar siap melanjutkan pendidikan menengah.
- Pendidikan karakter (30%) ditanamkan melalui pelajaran khusus (Dōtoku) dan lebih kuat lewat pembiasaan sehari-hari. Jadi meskipun jam resminya lebih kecil, dampaknya sangat besar karena melekat pada seluruh aktivitas sekolah.
📌 Jadi, perbandingan umum adalah 70% akademik (sains & pengetahuan dasar) : 30% karakter.
Namun secara implisit, pendidikan karakter sebenarnya hadir di hampir semua kegiatan belajar, sehingga proporsinya dalam praktik bisa terasa lebih seimbang.
Artikel ini telah dibaca 288 kali. Terima kasih.

