Artikel ini telah dibaca 6982 kali. Terima kasih.
kisah atau kejadian ini bukan terjadi di perusahaan kita. Tetapi tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti akan terjadi. Atau bahkan mungkin sudah dan sedang terjadi. Kisah berikut ini fiktif (etok-etok-e, not real), yg saya ilustrasikan terjadi pada sebuah perusahaan manufakturing…
ceritanya begini…
suatu hari seorang manager tengah melakukan patrol rutin melihat kondisi line, mesin dan anak buahnya. Di sebuah line, si manager terhenti melihat ada seorang operator yg sedang tidak bekerja. Lalu di hampirilah si operator itu dan terjadilah percakapan berikut.
manager : Bantulah saya untuk memahami hal ini. Sudah berapa lama kamu bekerja dengan menggunakan mesin ini??
operator : Rasanya sudah sekitar dua puluh tahun, pak.
manager : Apakah kamu mau mengatakan bahwa selama dua puluh tahun ini kamu masih belum juga bisa memperbaiki mesin ini?? Sangat sulit dipercaya. Saya kira kamu adalah operator terbaik di perusahaan ini.
operator : Saya mampu memperbaiki mesin ini dengan mata tertutup. Tetapi biar bapak tahu, memperbaiki mesin ini bukanlah pekerjaan saya. Deskripsi kerja saya hanya menggunakan mesin ini, jika ada kerusakan saya harus melapor kepada teknisi. Saya tidak mau ada orang yang marah.
Dengan menyembunyikan perasaan frustasinya, manager tadi mengundang operator tadi dengan membawa salinan deskripsi kerjanya. “Begini saja”, kata manager, “kita akan menuliskan deskripsi kerja yang baru untukmu yang sedikit masuk akal.” Tanpa basa-basi, manager tadi merobek deskripsi kerja itu dan dengan cepat menulis sesuatu di lembar deskripsi kerja yang baru, lalu ia menyerahkan kertas itu kepada si operator. Pada deskripsi kerja yang baru itu hanya menulis sebuah kalimat: “PAKAI KEPALAMU.” *smile*
*****
inti dari cerita di atas adalah bahwa kadang tujuan perusahaan menetapkan deskripsi kerja seorang karyawan adalah untuk meningkatkan produktivitas namun bagi karyawan, deskripsi kerja tersebut menjadi boomerang bagi perusahaan. Karyawan tidak melakukan pekerjaan sesuatu yang mampu dilakukannya untuk melanjutkan pekerjaannya. Hal ini kita alami juga ketika kita ikut suatu organisasi didalamnya dan kita menjadi panitia suatu acara. Pembagian tugas sudah ditetapkan masing-masing. Namun ketika salah satu panitia diberi tugas yang tidak sesuai dengan tugas yang dia tetapkan, dia akan bilang,”ini bukan tugas saya.”
Kunci untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja suatu karyawan atau anggota suatu organisasi dengan memahami secara individu masing-masing sasaran dan tujuan dari perusahaan atau organisasi. Salah satu cara peningkatan kinerja suatu karyawan atau anggota dari suatu organisasi adalah dengan menerapkan manajemen kinerja. menurut definisi dari buku performance management, manajemen kinerja yaitu proses komunikasi secara berkesinambungan antara karyawan dengan perusahaan, atau dengan anggota organisasi dengan suatu organisasi.
Proses ini meliputi membangun tujuan dan harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang dilakukan. Ini merupakan sebuah sistem yang memiliki nilai tambah bagi organisasi, manajer selaku manager, dan karyawan.
Organisasi bekerja lebih efektif bila tujuan-tujuan organisasi, unit kerja yang lebih kecil, dan tanggung jawab setiap karyawan jadi terhubung. Bila orang-orang di dalam organisasi di dalamnya memahami bagaimana pekerjaan mereka memberikan kontribusi bagi keberhasilan perusahaan, sehingga semangat dan produktivitas bisa meningkat. Manajemen kinerja ini berhubungan dengan perencanaan strategis, anggaran keuangan, pengembangan karyawan, dan program-program peningkatan kualitas. Semakin erat hubungan yang dibangun antara manajemen kinerja dan proses-proses lainnya dalam organisasi, semakin besar keuntungan dari ini.
Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja kita, maka mau tidak mu kita harus paham betul akan pekerjaan yang kita lakukan dan dapat menempatkan prioritas mana yang harus kita jalani. Serta kita harus bisa fleksibel dalam mengambil keputusan atau tindakan-tindakan selama hal itu dapat menunjang proses manufakturing. Jangan berdalih “itu bukan tugas saya”, “itu bukan job description saya”, “itu bukan wewenang saya” dan sejenisnya sementara sesungguhnya kita sanggup untuk melakukan perbaikan atau improvement yang dapat menaikan kinerja perusahaan.
Jangan juga kita menunggu diperintah baru mau melakukan perbaikan-perbaikan. Terlebih bila perbaikan tersebut sudah menjadi bagian dari tugas yang seharusnya kita lakukan. harus secara nature (alami) hal itu kita lakukan. Kunci utama dalam manajemen kinerja adalah p r o a k t i f. Bisakah?
Referensi: diambil dari berbagai sumber
Artikel ini telah dibaca 6982 kali. Terima kasih.